SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN
Satuan Acara Penyuluhan
(SAP) ini dibuat
Untuk memenuhi tugas
labskill
Disusun oleh:
ORCHID C
RABITHAH MULYANI
RETTY RAMADHANI HALIMAH
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN KENDEDES MALANG
PROGRAM STUDI D III
KEBIDANAN
TAHUN 2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Hipertensi
Sub
Topik : Hipertensi Dalam Kehamilan
Sasaran : Ibu-ibu hamil
Tempat : Puskesmas
Hari/Tanggal : 12 November 2012
Waktu : 30 menit
I.
LATAR
BELAKANG
Berdasarkan pengalaman klinik dalam penanggulangan hipertensi
dengan kehamilan di Indonesia dengan penyesuaian terhadap lingkungan dan
fasilitas yang tersedia bagi sebagian besar dokter di Indonesia, dirasakan
perlu adanya suatu upaya klasifikasi baru mengenai hipertensi dengan kehamilan.
Tujuan klasifikasi baru ini adalah untuk mempermudah diagnostik dengan
memberikan beberapa tolok ukur klinik dan untuk me-nyeragamkan catatan medik
agar dapat membantu epidemiologi dan penanggulangan hipertensi dengan kehamilan
dimasa depan.
II.
TUJUAN INTRUKSIONAL
UMUM
Menginformasikan dan menjelaskan tentang hipertensi dalam kehamilan
III.
TUJUAN
INTRUKSIONAL KHUSUS
1. Mengetahui pengertian hipertensi
dalam kehamilan
2. Mengetahui klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
2. Mengetahui klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
3. Mengetahui cara penatalaksaan
hipertensi dalam kehamilan
4. Mengetahui
cara mencegah hipertensi dalam kehamilan
IV.
STRATEGI PELAKSANAAN
1. Metode :
·
Ceramah
·
Tanya
jawab
·
praktik
2. Media :
·
Leaflet
·
Lembar Balik
3. Garis besar mater I (terlampir) :
1. Mengetahui pengertian hipertensi
dalam kehamilan
2. Mengetahui klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
2. Mengetahui klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
3. Mengetahui cara penatalaksaan
hipertensi dalam kehamilan
4. Mengetahui
cara mencegah hipertensi dalam kehamilan
V.
KEGIATAN PENYULUHAN
No.
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan Audience
|
1.
|
10 Menit
|
Pembukaan/ Pendahuluan:
a. Memberi salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuannya
|
Membalas salam
Mendengarkan
Mendengarkan dan
Menjawab
|
2.
|
60 Menit
|
Pelaksanaan :
a. Menjelaskan materi tentang hipertensi
dalam kehamilan
b. Tanya jawab
|
Mendengarkan dan memperhatikan
Bertanya dan menjawab
Menjawab
|
3.
|
10 Menit
|
Penutup:
a. Menyimpulkan bersama audience
b. Memberikan motifasi dan pujian
c. Mengucapkan terimakasih dan salam
penutup
|
Menjawab
Memperhatikan
Menjawab salam
|
VI.
KRITERIA
EVALUASI
1. Ibu dapat menjelaskan tentang pengertian
hipertensi dalam kehamilan dengan
bahasa sendiri dan benar
2. Ibu dapat menjelaskan
klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
3. Ibu mengerti bagaimana penatalaksaan
hipertensi dalam kehamilan
4. Ibu
dapat menjelaskan bagaimana cara mencegah hipertensi dalam kehamilan
VII.
REFERENSI
http://bidanku.com/index.php?/hipertensi-pada-kehamilan
MATERI PENYULUHAN
- Definisi
hipertensi atau tekanan darah tinggi yang menimpa ibu hamil
akan sangat membahayakan baik kehamilan itu
sendiri maupun bagi ibu. hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika
darah yang dipompakan oleh jantung mengalami peningkatan tekanan, hingga hal
ini dapat membuat adanaya tekanan dan merusak dinding arteri di pembuluh darah.
Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya di atas 140/90
mmHG (berarti 140 mmHg tekanan sistolik dan 90 mmHg tekanan diastolik).
Hipertensi pada kehamilan banyak terjadi pada usia ibu hamil di bawah 20 tahun
atau di atas 40, kehamilan dengan bayi kembar, atau terjadi pada ibu hamil
dengan kehamilan pertama.
- Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan:
1.
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosa setelah umur
kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
2.
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.
3.
Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang
dan atau koma.
4.
Hipertensi gestasional (disebut juga transient
hypertension) adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai
proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau
kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria.
- Etiologi dan faktor resiko
Terdapat banyak resiko untuk terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, yang dapat dikelompokkan dalam faktor resiko sebagai berikut:
1. Primigravida,
primipaternitas
2. Hiperplasentosis,
misalanya molahidatidosa, kehamilan multipel, DM, hidrops fetalis, bayi besar
3. Umur yang ekstrim
4. Riwayat keluarga pernah
preeklampsia/eklampsia
5. Penyakit-penyakit
ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas
- Patofisiologi
Penyebab hipertensi kehamilan masih belum diketahui dengan
jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi tersebut.
Teori yang sekarang dianut, yaitu :
- Teori kelainan vaskularisasi plasenta
- Teori iskemik plasenta, radikal bebas,
dan difungsi endotel
- Teori intoleransi imunologik antara
ibu dan janin
- Teori adaptasi kardiovaskularori
genetik
- Teori defisiensi gizi
- Teori inflamasi
- Manifestasi klinis
Gambaran klinik preeklampsia bervariasi luas dan sangat
bervariasi luas dan sangat individual. Kadang-kadang sukar untuk menentukan
gejala preeklampsia mana yang timbul lebih dulu. Secara teoritik urutan
gejala-gejala yang timbul pada preeklampsia ialah edema, hipertensi, dan
terakhir proteinuria; sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urtan
diatas dapat dianggap bukan preeklampsia.
Dari semua gejala tersebut, timbulnya hipertensi dan proteimuria
merupakan gejala yang sangat penting. Namun, sanyangnya penserita sering kali
tidak merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan
nyeri kepal, gangguan penglihatan, atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini
sudah cukup lanjut.
- Klasifikasi preeklampsia
1. Preeklampsia ringan
· Definisi
Suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi
organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.
· Diagnosis
Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkab berdasar
atas imbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah kehamilan
20 minggu.
ü Hipertensi
sistolik/diastolik ≥ 140/90 mmHg. Kenaikan sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan
diastolik ≥ 15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai kriteria preeklampsia.
ü
Priteinuria: ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1 + dipstik.
ü Edema lokal tidak
dimasukkan dalam kriteria preeklampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan
perut, edema generalisata.
2. Preeklampsia Berat
·
Definisi
Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 1110 mmHg disertai
proteinuria lebih 5 g/24 jam.
·
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasar kriteria preeklampsia berat sebagimana
tercantum di bawah ini:
ü
Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥
110 mmHg. Tekanan darah ini tidak akan menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat
di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring.
ü
Proteinuria lebih 5 gr/ 24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan
kualitatif.
ü
Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam.
ü
Kenaikan kadar kreatinin plasma.
ü
Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, byeri kepala,
skotoma dan pandangan kabur.
ü
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen
(akibat teregangnya kapsula Glisson)
ü
Edema paru-paru dan sianosis.
ü
Hemolisis mikroangiopati.
ü
Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat.
ü
Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoseluler): peningkatan
kadar alanin dan aspartae
aminotransferase.
ü
Pertumbuhan janin intrauterin yang terhambat.
ü
Sindrom HELLP.
·
Pembagian preeklampsia berat
Preeklampsia berta dibagi menjadi (a) preeklampsia berat tanpa impending eclmpsia dan (b) preeklampsia berat dengan Impending eclampsia bila preeklampsia berat disertai
gejala-gejala subjektif berupa nyeri kepla hebat, gangguan visus,
muntah-muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif tekanan darah.
- Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan ynag diperlukan untuk penegakan diagnosa
adalah:
· Darah rutin
- Eritrosit
- Leukosit
- Trombosis
- Hb
- Ht
- LED
· Fungsi hati
- SGOT/SGPT
- Bilirubin
- Protein serum
- Aspartat aminotransferase
· Fungsi Ginjal
- Ureum
- kreatinin
· Rontgen atau CT_scan
otak : untuk mengetahui sudah terdapat edema atau tidak.
- Penatalaksanaan
1) penderita preeklampsia
berat harus segera masuk Rumah sakit untuk rawat inap dan dianjurkan tirah
baring k=miring ke satu sisi (kiri).
2) Perawatan yang penting
pada preeklampsia dan eklampsia berat ialah pengelolaan cairan karena penderita
preeklampsia dan eklampsia mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya edema paru
dan oliguria.
3) Oleh karenaitu,
monitoring input cairan (melalui oral ataupun
infus) dan output cairan (melalui urin) menjadi
sangat penting. Artinya harus dilakukan pengukuran secara tepat berapa jumlah
cairan yang dimasukkan dan dikeluarkan melalui urin.
4) Cairan yang diberikan
berupa
a. 5%
Ringer-dekstrose atau cairan daram faali, jumlah tetesan: < 125 cc/jam
b. Infus
dektrose 5% yng tiap 1 liternya diselingi dengna infus Ringer Laktat
(60-125cc/jam) 500cc
5) Dipasang foley catheter untuk mengukur pengeluaran urin.
Oliguria terjadi bila produksi urin < 30 cc/jam dalam 2-3 jam atau < 500
cc/24 jam.
6) Diberikan antasida
untuk menetralisir asalam lambung sehingga bila mendadak kejang, dapat
menghindari resiko aspirasi asam lambung yan sangat asam.
7) Diet yang cuukup
protein, rendah karbohidrat, lemak, dan garam.
8) Pemberian obat anti
kejang
- MgSO4
- Diazepam
- Fenitoin
Magnesium sulfat lebih efektif diberikan sebagai anti kejang,
cara kerja magnesium sulfat ialah mengahambat atau menurunkan asetikolin pada
rangsangan serat saraf dengan menghambat transmisi neuromuskular. Transmisi
neuromuskular membutuhkan kalsium pada sinaps. Pada pemberian magnesium sulft,
magnesium akan menggeser kalsium, sehingga aliran rangsangan tidak terjadi
(terjadi kompetitif inhibition antara ion kalsium dan iuo
magnesium) kadar kalsium yang tinggi dalam darah dapat menghambat kerja magnesium
sulfat.
Cara pemberian:
ü Loading dose: initial
dose
4 gram MgSO4: intravena, (40% dalam 10cc) selama 15
menit.
ü Meintenance dose:
Diberikan infus dalam larutan Ringer/6 jam atau diberikan 4 atau
5 gram i.m. selanjutnya meintenance dose diberikan 4 gram i.m. tiap 4-6 jam.
ü Syarat-syarat pemberian
MgSO4:
§ Harus tersedia
antidotum MgSO4, bila terjadi intoksikasi yaitu kalsium glukans 10%
= 1 g (10% dalam 10cc) diberikan i.v. 3 menit.
§ Refleks patella (+)
kuat.
§ Frekuensi pernapasan
> 16 kali/menit, tidak ada tanda-tanda distres napas.
ü Magnesium Sulfat
dihentikan bila:
§ Ada tanda-tanda
intoksiskasi
§ Setelah 24 jam
pascapersalinan atau 24 jam setelah kejang berakhir
ü Dosis teraupetik dan
toksis MgSO4
§ Dosis
terapeutik
4-7
mEq/liter
4,8-8,4 mg/dl
§ Hilangnaya refleks
tendon 10
mEq/liter
12 mg/dl
§ Terhentinya
pernapasan 15
mEq/liter
18 mg/dl
§ Terhentinya
jantung
>30
mEq/liter
> 36 mg/dl
Pemberian Magnesium sulfat dapat menurunkan resiko kematian ibu
dan didapatkan 50% dari pemberiannya menimbulkan efek flushes (rasa panas).
ü Bila terjadi refrakter
terhadap pemberian MgSO4, maka diberikan salah satu obat berikut: tiopental
sodium, sodium amobarbital, diasepam, atau fenitoin.
ü Pemberian
antihipertensi
§ Obat pilihan adalah
hidralazin, yang diberikan 5 mg IV pelan-pelan selama 5 menit sampai tekanan
darah turun
§ Jika perlu, pemberian
hidralazin dapat diulang setiap jam, atau 12,5 mg IM setiap 2 jam.
§ Jika hidralazin tidak
tersedia dapat diberikan:
ü Nifedipin 5 mg
sublingual. Jika respon tidak baik setelah 10 menit, beri tambahan 5 mg
sublingual;
ü Labetolol 10 mg IV,
yang jika respon tidak baik setelah 10 menit, diberikan lagi labetolol 20 mg
IV.
- Pencegahan
Pola hidup
sehat akan meningkatkan potensi ibu untuk terhindar dari hipertensi pada
kehamilan. Jauhi minuman yang beralkohol, jangan biasakan anda merokok, hindari
stress, pola makan yang sehat (konsumsi protein tinggi, hindari konnsumsi
berlebih makanan yang mengandung hidrat arang dan garam berlebih) dan
berolahragalah. Selain itu ibu bisa mengkonsumsi beberapa makanan yang dapat
membantu menurunkan tekanan darah seperti coklat, ikan buah jeruk, buah pisang
dan ikan. Lakukan kontrol rutin terhadap kehamilan ibu dan ikuti petunjuk yang
disarankan oleh dokter.
No comments:
Post a Comment