2.3.
Status Sosial Ekonomi Kelurga
Keadaan sosial ekonomi keluarga merupakan salah satu
faktor yang menentukan jumlah makanan yang tersedia dalam keluarga sehingga
turut menentukan status gizi keluarga tersebut. Yang termasuk dalam faktor
sosial adalah (Supariasa, 2002):
a. Keadaan penduduk suatu masyarakat
Universitas Sumatera Utara
b. Keadaan keluarga.
c. Tingkat pendidikan orang tua
d. Keadaan rumah
Sedangkan data ekonomi dari faktor
sosial ekonomi meliputi :
a. Pekerjaan orang tua.
b. Pendapatan keluarga.
c. Pengeluaran keluarga.
d. Harga makanan yang tergantung pada
pasar dan variasi musim
Banyak faktor sosial ekonomi yang
sukar untuk dinilai secara kuantitatif, khususnya pendapatan dan kepemilikan
(barang berharga, tanah, ternak) karena masyarakat enggan untuk membicarakannya
kepada orang yang tidak dikenal, termasuk ketakutan akan pajak dan perampokan.
Tingkat pedidikan termasuk dalam faktor sosial ekonomi karena tingkat
pendidikan berhubungan dengan status gizi yaitu dengan meningkatkan pendidikan
kemungkinan akan dapat meningkatkan pendapatan sehingga meningkatkan daya beli
makanan untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga (Achadi, 2007).
Kurangnya pemberdayaan keluarga dan
pemanfatan sumber daya masyarakat mempengaruhi faktor sosial ekonomi keluarga,
termasuk kurangnya pemberdayaan wanita dan tingkat pendidikan dan pengetahuan
orang tua khususnya ibu dalam mengasuh anaknya juga termasuk faktor sosial
ekonomi yang akan mempengaruhi status gizi keluarga (Arifin. T, 2005).
Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga mempengaruhi
ketahanan pangan keluarga. Ketahanan pangan yang tidak memadai pada keluarga
dapat mengakibatkan gizi kurang. Oleh karena itu, setiap keluarga diharapkan
mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya. Akan tetapi
menurut penelitian yang dilakukan oleh Masdiarti (2000) di Kecamatan Hamparan
Perak, yang meneliti pola pengasuhan dan status gizi anak balita ditinjau dan
krakteristik pekerjaan ibu, memperlihatkan hasil bahwa anak yang berstatus gizi
baik banyak ditemukan pada ibu bukan pekerja (43,24%) dibandingkan dengan
kelompok ibu pekerja (40,54%) dan ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu yang
lebih banyak dalam mengasuh anaknya.
2.3.2. Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat pendidikan dalam keluarga
khususnya ibu dapat menjadi faktor yang mempengaruhi status gizi anak dalam
keluarga. Semakin tinggi pendidikan orang tua maka pengetahuannya akan gizi
akan lebih baik dari yang berpendidikan rendah. Salah satu penyebab gizi kurang
pada anak adalah kurangnya perhatian orang tua akan gizi anak. Hal ini
disebabkan karena pendidikan dan pengetahuan gizi ibu yang rendah. Pendidikan
formal ibu akan mempengaruhi tingkat pengetahuan gizi, semakin tinggi
pendidikan ibu, maka semakin tinggi kemampuan untuk menyerap pengetahuan
praktis dan pendidikan formal terutama melalui masa media. Hal serupa juga
dikatakan oleh L. Green, Rooger yang menyatakan bahwa makin baik tingkat
pendidikan ibu, maka baik pula keadaan gizi anaknya (Berg, 1986).
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Status Pekerjaan Ibu
Ibu-ibu yang bekerja dari pagi hingga
sore tidak memiliki waktu yang cukup bagi anak-anak dan keluarga (Berg, 1986).
Dalam hal ini ibu mempunyai peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan
wanita pekerja. Walaupun demikian ibu dituntut tanggung jawabnya kepada suami
dan anak-anaknya, khususnya memelihara anak (Singarimbun, 1988). Keadaan yang
demikian dapat memengaruhi keadaan gizi keluarga khususnya anak balita dan usia
sekolah. Ibu-ibu yang bekerja tidak mempunyai cukup waktu untuk memperhatikan
makanan anak yang sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan serta kurang perhatian
dan pengasuhan kepada anak (Berg. 1986).
2.4. Pola Asuh Ibu
Pola pengasuh merupakan cara orang
tua dalam mendidik anak dan membesarkan anak dipengaruhi oleh banyak faktor
budaya, agama, kebiasaan dan kepercayaan, serta kepribadian orang tua (orang
tua sendiri atau orang yang mengasuh anak) (Nadesul, 1995). Pengasuhan
merupakan faktor yang sangat erat kaitnnya dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak berusia di bawah lima tahun. Masa anak usia 1-5 tahun (balita) adalah masa
dimana anak masih sangat membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang
memadai. Pada masa ini juga, anak-anak masih sangat tergantung pada perawatan
dan pengasuhan ibunya. Oleh karena itu pengasuhan kesehatan dan makanan pada
tahun pertama kehidupan sangat penting untuk perkembangan anak (Santoso, 2005),
Seorang ibu memegang peranan penting
dalam pengasuhan anaknya. Pola pengasuhan pada tiap ibu berbeda karena
dipengaruhi oleh faktor yang mendukungnya, antara lain : latar bekang
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak dan sebagiannya. Banyak penyelidik
berpendapat bahwa status pendidikan ibu sangat berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
terhadap
kualitas pengasuhannya. Pendidikan ibu yang rendah masih sering ditemui, semua
hal tersebut sering menyebabkan penyimpangan terhadap keadaan tumbuh kembang
dan status gizi anak terutama pada anak usia balita (Sudiyanto dan Sekartini,
2005).
No comments:
Post a Comment